Shares

Jurnalsidik.com, Anambas –
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas bersama sejumlah lembaga lingkungan hidup menggelar Workshop Ecosystem Health Report Card (EHRC) di Bayhill Resto, Kamis (17/4/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat upaya pelestarian ekosistem pesisir dan laut di Anambas.

Workshop ini dihadiri oleh Asisten II Odi Kariyadi, Rovaniyadi Kepala DP3 , serta puluhan peserta dari unsur pemerintah daerah, akademisi, LSM, tokoh masyarakat, dan komunitas nelayan.

Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara LKKPN Pekanbaru dan University of Maryland Center for Environmental Science, Amerika Serikat. Narasumber utama, Dave Nemazie, memperkenalkan konsep EHRC sebagai alat penilaian kesehatan ekosistem laut yang berbasis data ilmiah dan mudah dipahami.

Dave menjelaskan, Ecosystem Health Report Card bertujuan menyajikan informasi kompleks dalam bentuk yang lebih sederhana dan visual, agar bisa digunakan oleh masyarakat, pengambil kebijakan, dan pelaku usaha untuk mendukung pelestarian laut.

Anambas dipilih karena merupakan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang memiliki potensi besar namun juga menghadapi tekanan dari aktivitas perikanan, pariwisata, dan dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, pendekatan berbasis data dan partisipatif dinilai sangat penting.

Meski indikator spesifik belum ditentukan karena masih tahap awal, EHRC nantinya akan mencakup kondisi terumbu karang, padang lamun, mangrove, kualitas air, dan keberadaan spesies laut penting seperti penyu dan ikan herbivora. Indikator sosial dan tata kelola juga akan dilibatkan untuk gambaran yang lebih lengkap.

Pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan, analisis citra satelit, wawancara, dan studi pustaka. Metodologi yang digunakan mengikuti standar internasional dari University of Maryland, namun disesuaikan dengan kondisi lokal Anambas.

Workshop ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat, nelayan, dan komunitas adat. Mereka akan berperan dalam proses pengumpulan dan validasi data, serta diskusi dan pemahaman hasil laporan.

BACA YANG LAIN JUGA :   Program Kerja Serta Misi Yus-Fatuh Disambut Dukungan Warga Desa Lidi

Pemerintah daerah diharapkan bisa memanfaatkan hasil EHRC untuk menyusun kebijakan, program pelestarian, dan penganggaran kegiatan konservasi laut secara lebih terarah.

Beberapa hasil yang diharapkan dari workshop ini antara lain tersusunnya laporan awal kondisi ekosistem, peningkatan pemahaman peserta, serta terbentuknya komitmen bersama untuk pelestarian laut Anambas.

Dave mengatakan, pelestarian laut menghadapi tantangan besar, seperti penangkapan ikan yang merusak, rendahnya kesadaran masyarakat, kurangnya data, serta dampak perubahan iklim.

“Report card ini membantu mengidentifikasi masalah secara lebih spesifik, sehingga solusi bisa lebih tepat sasaran. Ini juga menjadi alat edukasi dan komunikasi lintas sektor,” ujarnya.

Ia menambahkan, agar program ini berkelanjutan, dibutuhkan dukungan dana, peningkatan kapasitas SDM lokal, dukungan kebijakan, dan pengembangan sistem digital pemantauan jangka panjang.

Dengan hadirnya EHRC di Anambas, diharapkan akan terjalin sinergi antara ilmu pengetahuan dan aksi nyata dalam menjaga kelestarian laut demi masa depan yang lebih baik.

(Agus Suradi, Jurnalsidik.com)

518
Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *