Jurnalsidik.com, Batam – Tidak dapat dipungkiri, Pandemi Covid-19 membuat semua sektor ekonomi menjadi lesu dan tidak bisa bertahan. Banyak sekali usaha bisnis yang tiarap.
Namun demikian, Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) kiranya menjadi salah satu sektor yang dianggap paling bisa bertahan dalam ‘gempuran’ tersebut.
Pandemi ini, dinilai justru menjadi tantangan sekaligus menguji kepemimpinan pelaku usaha untuk menjalankan roda bisnisnya. Dan hal ini terbukti dari bermunculannya sektor UMKM-UMKM baru yang banyak dicari oleh masyarakat pada umumnya.
Seperti yang terlihat dalam munculnya UMKM yang dikelola masyarakat secara langsung. Salah satunya, munculnya Rehat Caffe dan Restoran di kawasan Mega Legenda Batam Center pada Minggu (1/11/2020) pagi.
Di lokasi ini, tercatat ada 5-7 UMKM bergenre kuliner yang membuka usahanya. Mulai dari Kuliner khas Kepri hingga makanan tradisional Nusantara. Seperti bubur ayam, bakso, lontong sayur, nasi pecel, gado-gado hingga ayam penyet dan tentunya varian kopi.
Syampun, Owner Rehat Cafe and Restoran saat ditemui awak media mengaku sangat bersyukur varian UMKM bergenre kuliner ini masih bisa hidup dan berkembang dalam terpaan pandemi Covid-19 ini.
Pihaknya pun berharap dengan hadirnya UMKM-UMKM baru ini bisa memutarkan roda perekonomian yang dimulai dari masyarakat.
“Semoga kehadiran Rehat Cafe dan Restoran ini bisa memberikan angin segar bagi pelaku UMKM yang ada. Sehingga perputaran ekonomi bisa terus berjalan,” terangnya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Calon Gubernur Kepri HM Soerya Respationo bersama Anggota DPRD Provinsi Kepri Widiastadi Nugroho dan Sugianto menikmati ragam kuliner yang ada.
“Kita ketahui bersama bahwa pandemi Covid-19 ini membuat ragam sektor bisnis terpukul. Namun dengan bermunculannya sektor UMKM baru ini, kiranya bisa menjadi sebuah sinyal akan kebangkitan ekonomi masyarakat melalui UMKM. Saya ucapkan selamat atas peresmian ini dan semoga Cafe dan Restoran ini bisa menjadi destinasi wisata kuliner baru di Batam,” jelasnya.
Pria yang juga tercatat sebagai dosen ini menegaskan bahwa 99 persen usaha di Indonesia berskala UMKM. Artinya, apa yang terjadi pada UMKM akan sangat berpengaruh terhadap yang lain. Sektor ini menjadi sangat vital dalam menopang perekonomian nasional.
Untuk itu, beberapa strategi bisa dilakukan pelaku UMKM untuk tetap bertahan dalam situasi sulit saat ini.
Mengingat, setiap UMKM memiliki karakteristik yang berbeda. Artinya, perlakuan berbeda pada setiap UMKM menjadi keniscayaan.
“Tapi ada satu poin yang sama, pelaku usaha harus mampu mengubah setiap potensi menjadi daya aktif untuk berkembang,” ujarnya.
Pihaknya pun menambahkan agar pelaku usaha perlu melek dengan dunia digital. Zaman yang berubah memaksa pelaku UMKM untuk terus ikut berubah.
“Semua pelaku UMKM perlu menjalankan bisnisnya dengan berbasis data. Era saat ini mengharuskan data dan digitalisasi untuk ‘disandingkan’,” terangnya. (***)
603